Minggu, 03 November 2019

Akronimisasi dan Cara-Cara Penyingkatannya

Pengertian Akronimisasi

Akronimisasi adalah proses 'peng-akroniman'. Yaitu proses yang menghasilkan bentuk kata baru yang disebut dengan akronim. Dalam proses pembentukan sebuah makna atau konsep yang ditampilkan dalam bentuk kata atau lebih, dua atau lebih kata tersebut disingkat sehingga menjadi kata yang baru. Contoh: lemdikacab berasal dari empat kata yaitu lembaga pendidikan pramuka cabang atau pudiklat berasal dari pusat diklat dan latihan.

Kata yang berasal dari bentuk akronimisasi ini merupakan singkatan, tetapi dapat dianggap sebagai kata karena bisa dilafalkan (diucapkan) layaknya kata.



Ada beberapa cara penyingkatan atau akronimisasi, yaitu:

Pertama, pengambilan huruf (fonem) pertama dari kata-kata yang membentuk konsep itu.

Contoh:

abri : angkatan bersenjata Republik Indonesia.
asri : akademi seni rupa Indonesia.
ampi : Angkatan Muda Pembangunan Indonesia
ikip : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
kuhap : Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana

Bentuk-bentuk di atas lazim diucapkan dan ditulis sebagai kata karena bisa disebut akronim. Bandingkan dengan singkatan UNJ dan KNPI. Keduanya tetap dilafalkan sebagai singkatan.

Kedua, pengambilan suku kata pertama dari maing-masing kata yang membentuk wadah konsep.

Contoh:

Armed : artileri medan
balita : bawah lima tahun
ormas : organisasi massa
orpol ; organisasi politik
pujasera : pusat jajan serba ada

sebagian juga mengambil suku kata awal ditambah dengan huruf awal suku kata selanjutnya. Contoh: depdiknas: de-par-te-men pen-di-dik-an na-sio-nal

Ketiga, proses akronimisasi dengan cara mengambil suku kata yang dianggap dominan dari kata yang mewadahi konsep itu.

Contoh:

tilang : bukti pelanggaran
panwaslu : panitia pengawas pemilu
juknis : petunjuk teknis
depdiknas : departemen pendidikan nasional
litbang : penelitian dan pengembangan
danyon (baca: dan.yon) : komandan batalyon
bintal : pembinaan mental
gakin : keluarga miskin

Keempat, pengambilan suku kata tertentu disertai dengan modifikasi. Sepertinya tidak beraturan, namun masih mempertimbangkan keindahan bentuk dan bunyi.

Contoh:
pilkada : pemilihan kepala daerah
organda : organisasi angkutan darat
kloter : kelompok terbang
unesa : Universitas Negeri Surabaya
bulog : badan urusan logistik
purek : pembantu rektor

pilkada sepertinya tidak beraturan karean kalau diakronimkan secara berartuan menjadi pekeda misalnya. Tetapi masih beraturan karena pil digunakan untuk mewakili pemilihan yang kata dasarnya adalah pilih, ka juga bisa digunakan untuk mewakili kepala, dan da sebagai singatan dari daerah. 

Begitu pula dengan akronim lain yang masuk dalam kelompok ini.

Kelima, akronimisai dengan cara mengambil  unsur kata yang mewadahi konsep itu, tetapi sangat sulit disebutkan pola keteraturannya. Adapun contoh akronim jenis ini adalah:

Sinetron  : sinema elektronik
iptek : ilmu pengetahuan dan teknologi.

akronimisai yang dilakukan tidak konsisten. Dua kata awal diambil satu huruf awal saja ilmu pengetahuan menjadi IP. Sementara kata terakhir diambil suku katanya yaitu teknologi, diambil suku kata awalya.